Bidan…
Apa
itu Bidan?
Apa
saja yang Bidan lakukan?
Mengapa
banyak orang ingin menjadi seorang Bidan?
Saya
adalah seorang mahasiswi Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang. Saya lulusan
SMAN 2 Tangerang tahun angkatan 2012/2013.
Bidan
adalah sebuah profesi yang mulia, selain mulia menjadi seorang bidan juga
sangat diminati oleh banyak orang karena
banyak yang mengatakan bahwa menjadi seorang bidan bisa cepat kaya. Namun entahlah,
itu sebuah kenyataan atau hanya pendapat saja. Yang pasti untuk menjadi seorang
bidan haruslah benar-benar tulus dari hati dan bukan karena sesuatu apapun.
Di
zaman yang sudah semaju ini, bidan sudah
dapat ditemukan dimana-mana bahkan disetiap beberapa meter perumahanpun ada
Bidan Praktik Mandiri. Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah kebidanan dan
lulusan bidan per tahunnya mencapai ribuan. Apakah mereka semua professional?. Sebuah
situs di internet mengatakan “Semakin banyak bidan maka semakin tinggi pula
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)” di Indonesia. Dengan pernyataan
yang seperti itu dapat dikatakan pula bahwa seorang bidan adalah “Pembunuh”.
Mungkin
saja pernyataan itu benar karena banyaknya lulusan bidan di zaman sekarang ini tetapi
hanya sedikit bidan yang professional dan terampil. Banyak bidan yang tidak tahu
harus berbuat apa jika mendapat suatu kasus tertentu, salah dalam mengambil
tindakan ataupun telat dalam mengambil tindakan. Itu adalah penyebab Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang terus meningkat. Jadi untuk
apa banyak bidan jika Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terus
meningkat?.
Bidan
bukanlah profesi yang mudah untuk dijalankan. Tidak hanya dokter, bidan pun
berperan penting dalam menyelamatkan nyawa, khususnya ketika persalinan.
Resiko
dan tanggung jawab besar yang harus dilakukan oleh seorang bidan tidak membuat
saya sebagai mahasiswi Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang tidak mudah putus
asa. Saya justru merasa bangga atas jurusan kuliah yang saya pilih.
Mungkin
jika saya bukan seorang mahasiswi kebidanan, saya tidak akan pernah
menyadari perjuangan besar seorang ibu untuk melahirkan kita. Sepatut dan
sewajarnya air mata siapapun akan tumpah melihat persalinan untuk pertama kalinya.
Saya
memilih Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang
karena menurut saya hanya dikampus ini yang lebih baik dari kampus-kampus
kebidanan lainnya. Berawal dari PPS dimana PPS ini seperti ospek di
kampus-kampus lain, yang diospek oleh kakak-kakak senior yang sangat jutek dan
galak, membuat saya semakin jengkel melihatnya, tetapi karena PPS itu harus
dilaksanakan jadi mau tidak mau
harus diikuti. Sesudah PPS berakhir, saya
mulai masuk kuliah pertama dengan teman-teman yang sama sekali saya tidak
kenal. Saya berkenalan dan akhirnya menjadi sahabat dan teman seperjuangan
sampai sekarang ini. Selama 6 bulan saya memakai seragam hitam putih seperti
anak-anak SMK yang sedang praktik lapangan dan belajar mengenai dasar-dasar
dalam Ilmu Kebidanan yang lebih banyak materinya sudah dipelajari sewaktu saya
SMA. Pada saat saya melakukan praktikum di laboratorium yang pertama sangatlah
menegangkan apalagi pada saat praktik menyuntik langsung ke teman bukan ke
phantom.
1
semester telah saya lewati dengan dibagikannya nilai IP kepada setiap
masing-masing mahasiswi dan mulai memakai seragam bidan yaitu putih biru. Seragam
putih biru yang sudah dinantikan sejak awal masuk kuliah. Saya kira semester 2
itu akan lebih mudah dibandingkan dengan semester 1 karena sudah lebih sering
praktikum daripada belajar di kelas. Ternyata salah, justru lebih banyak tugas teori daripada harus
praktikum.
Mungkin
ini saja pengalaman yang dapat saya bagikan kepada para kalian wahai mahasiswi
kebidanan yang akan datang. Pesan untuk kalian semua dari saya “jangan salah
memilih jurusan dan unversitas karena akan berdampak ke nilai dan masa depan”…