Minggu, 04 Mei 2014



Bidan…
Apa itu Bidan?
Apa saja yang Bidan lakukan?
Mengapa banyak orang ingin menjadi seorang Bidan?
Saya adalah seorang mahasiswi Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang. Saya lulusan SMAN 2 Tangerang tahun angkatan 2012/2013.
Bidan adalah sebuah profesi yang mulia, selain mulia menjadi seorang bidan juga sangat diminati oleh banyak orang  karena banyak yang mengatakan bahwa menjadi seorang bidan bisa cepat kaya. Namun entahlah, itu sebuah kenyataan atau hanya pendapat saja. Yang pasti untuk menjadi seorang bidan haruslah benar-benar tulus dari hati dan bukan karena sesuatu apapun.
Di  zaman yang sudah semaju ini, bidan sudah dapat ditemukan dimana-mana bahkan disetiap beberapa meter perumahanpun ada Bidan Praktik Mandiri. Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah kebidanan dan lulusan bidan per tahunnya mencapai ribuan. Apakah mereka semua professional?. Sebuah situs di internet mengatakan “Semakin banyak bidan maka semakin tinggi pula Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)” di Indonesia. Dengan pernyataan yang seperti itu dapat dikatakan pula bahwa seorang bidan adalah “Pembunuh”.
Mungkin saja pernyataan itu benar karena banyaknya lulusan bidan di zaman sekarang ini tetapi hanya sedikit bidan yang professional dan terampil. Banyak bidan yang tidak tahu harus berbuat apa jika mendapat suatu kasus tertentu, salah dalam mengambil tindakan ataupun telat dalam mengambil tindakan. Itu adalah penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang terus meningkat. Jadi untuk apa banyak bidan jika Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terus meningkat?.
Bidan bukanlah profesi yang mudah untuk dijalankan. Tidak hanya dokter, bidan pun berperan penting dalam menyelamatkan nyawa, khususnya ketika persalinan.
Resiko dan tanggung jawab besar yang harus dilakukan oleh seorang bidan tidak membuat saya sebagai mahasiswi Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang tidak mudah putus asa. Saya justru merasa bangga atas jurusan kuliah yang saya pilih.
Mungkin jika saya bukan seorang mahasiswi kebidanan, saya  tidak akan pernah menyadari perjuangan besar seorang ibu untuk melahirkan kita. Sepatut dan sewajarnya air mata siapapun akan tumpah melihat persalinan untuk pertama kalinya.
Saya memilih Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang  karena menurut saya hanya dikampus ini yang lebih baik dari kampus-kampus kebidanan lainnya. Berawal dari PPS dimana PPS ini seperti ospek di kampus-kampus lain, yang diospek oleh kakak-kakak senior yang sangat jutek dan galak, membuat saya semakin jengkel melihatnya, tetapi karena PPS itu harus dilaksanakan jadi mau tidak mau harus diikuti.  Sesudah PPS berakhir, saya mulai masuk kuliah pertama dengan teman-teman yang sama sekali saya tidak kenal. Saya berkenalan dan akhirnya menjadi sahabat dan teman seperjuangan sampai sekarang ini. Selama 6 bulan saya memakai seragam hitam putih seperti anak-anak SMK yang sedang praktik lapangan dan belajar mengenai dasar-dasar dalam Ilmu Kebidanan yang lebih banyak materinya sudah dipelajari sewaktu saya SMA. Pada saat saya melakukan praktikum di laboratorium yang pertama sangatlah menegangkan apalagi pada saat praktik menyuntik langsung ke teman bukan ke phantom.
1 semester telah saya lewati dengan dibagikannya nilai IP kepada setiap masing-masing mahasiswi dan mulai memakai seragam bidan yaitu putih biru. Seragam putih biru yang sudah dinantikan sejak awal masuk kuliah. Saya kira semester 2 itu akan lebih mudah dibandingkan dengan semester 1 karena sudah lebih sering praktikum daripada belajar di kelas. Ternyata salah, justru  lebih banyak tugas teori daripada harus praktikum.
Mungkin ini saja pengalaman yang dapat saya bagikan kepada para kalian wahai mahasiswi kebidanan yang akan datang. Pesan untuk kalian semua dari saya “jangan salah memilih jurusan dan unversitas karena akan berdampak ke nilai dan masa depan”…