Rabu, 19 November 2014

PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Penanganan bayi baru lahir yang kurang baik dapat menyebabkan hipotermia, cold stress, yang selanjutanya dapat menyebabkan hipoksemia, hipoglikemia, dan mengakibatkan kerusakan otak.Akibatnya selanjutnya adalah perdarahan otak, shock, dan keterlambatan tumbuh kembang.
1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang termasuk perawatan kesehatan pada bayi?
2.      Apa saja yang termasuk perawatan kesehatan anak balita?
3.      Sebutkan macam-macam imunisasi!
4.      Apa bentuk pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir?
5.      Apa bentuk pelayanan kesehatan pada anak balita? 
1.3         Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa saja yang termasuk perawatan kesehatan pada bayi.
2.      Untuk mengetahui apa saja yang termasuk perawatan kesehatan anak balita.
3.      Untuk mengetahui macam-macam imunisasi.
4.      Untuk mengetahui apa bentuk pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir.
5.      Untuk mengetahui apa bentuk pelayanan kesehatan pada anak balita.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Perawatan Kesehatan Bayi
Setelah bayi lahir, bidan segera memeriksa bayi yang lahir untuk rnengetahui apakah ada kelainan atau cacat bawaan.
1.    Tanda-tanda bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normal memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
a.    Berat badan antara 2500 - 4000 gram
b.    Lingkar kepala 31- 35 cm, kepala simetris
c.    Refleks menghisap positif
d.   Lingkaran perut lebih besar dan lingkaran dada, perut lembek dan bundar
e.    Alat kelamin tidak ada kelainan
f.     Mekonium (+)
g.    Anggota gerak tidak ada kelainan dan lengkap
h.    Kulit tertutup verniks kaseosa (lapisan lemak), mungkin mengelupas
i.      Dahi dan punggung tertutup oleh bulu-bulu halus
j.      Refleks more (+)
k.    Ukuran antropometrk normal

2.    Asuhan segera pada bayi baru lahir
Setelah dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, jika tidak ditemukan adanya kelainan, maka bayi ditetapkan (diagnose) lahir dengan keadaan normal. Dalam rencana dan langkah asuhan dilakukan urutan sebagai berikut: 
a.    Membersihkan rongga hidung dan mulut dengan kapas steni atau penghisap lendir dan karet (De lee)
b.    Mengeringkan bayi dan air ketuban
c.    Meletakkan bayi diatas perut ibu
d.   Memotong tali pusat
e.    Mengelus telapak kaki, dada, perut dari punggung, bila bayi tidak menangis
f.     Menilai APGAR skor pada satu menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia
g.    Membersihkan bayi dan lapisan lemak yang berlebihan
h.    Memberi salep mata tetrasiklin atau larutan nitro argenti 1% pada kedua mata bayi.
3.    Perawatan rutin
Ajarkan orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir.
a.    Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari pertama
b.    Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
c.    Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu bersih
d.   Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
e.    Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
f.     Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
g.    Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi
h.    Ukur suhu tubuh bayi, jika bayi tampak sakit atau menyusui kurang.

4.    Perawatan Tali Pusat
-    Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar
-    Lipatlah popok di bawah tali pusat
-    Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan
5.    Tanda bahaya
·      Pernapasan sulit atau > 60 kali per menit, lihatlah retraksi pada waktu bernapas
·      Suhu terlalu panas > 38°C atau terlalu dingin < 36°C
·      Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis), atau pucat, memar atau bayi sangat kuning (terutama 24 jam pertama)
·      Pemberian AS( sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah)
·      Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
·      Gangguan gastrointestinal misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari pertama berturut-turut setelah lahir, muntah terus menerus, tinja berdarah atau berlendir
·      Tidak berkemih dalam 24 jam
·      Menggigil,atau tangis tidak biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus
·      Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
·      Cari pertolongan bidan atau tenaga medis jika timbul tanda-tanda bahaya
2.2         Perawatan Kesehatan Anak Balita
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya.Bidan yang bekerja di komunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita di rumah (keluarga), Puskesmas/Puskesmas pembantu, Posyandu, Polindes dan Taman Kanak-kanak.
1.    Pelayanan kesehatan pada anak balita
a.    Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala
b.    Penyuluhan pada orang tua, menyangkut perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak
c.    Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya
d.   Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya
2.    Kunjungan anak balita
Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya ataupun yang ditolong oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah.
Ø Kunjungan ini dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk selanjutnya bayi bisa dibawa ke tempat bidan bekerja
Ø Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
Ø Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
Ø Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
Ø Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali setahun.
Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita antara lain:
Ø Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan
Ø Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak.
Ø Penjelasan tentang Keluarga Berencana
Ø Dokumentasi pelayanan
3.    Pemeriksaan kesehatan anak balita
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan umum anak:
a.    Bagaimana postur tubuhnya, kurus atau gemuk?
b.    Apakah dalam keadaan tenang? Mengantuk atau gelisah?
c.    Bagaimana kondisi psikologis anak, marah, cengeng atau ramah?
d.   Bagaimana kondisi kulit anak?
e.    Apakah sesak napas atau tidak?

f.     Bagaimanakondisi matanya, cekung, ada kotoran, warna konjungtiva?
g.    Bagaimana kesan pertumbuhan anak? Apakah sesuai antara berat badan, tinggi badan, dan perkembangan mentalnya?
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
v Anak diperiksa dalam keadaan tanpa pakalan kecuali popok atau celana dalam
v Bila anak gelisah, pemeriksaan dilakukan di atas pangkuan ibu
v Ibu diminta membantu proses pemeriksaan agar berjalan lancar
v Berikan pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang pemeriksaan
v Denyut nadi, suhu napas jangan lupa diperiksa.

2.3     Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi atau anak terhadap penyakit tertentu.
Beberapa imunisasi yang diberikan pada bayi dan balita :
1.    BCG
a.    Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
b.    Jadwal pemberian
Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan dosis 0,05 cc. Vaksinasi diulang pada umur  5 tahun.
c.    Diberikan secara intracutan pada lengan kanan keatas
d.   Efek samping
Penyuntikan secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus lokal yang supervialal 3 minggu setelah penyuntikan, ulkus yang biasa tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul semakain besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam, parut yang terjadi tertarik ke dalam.
2.    DPT
a.    Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus
b.    Jadwal pemberian
Pada bayi 2-11 bulan, sebanyak 3 kali suntikan dengan selang waktu 4 minggu secara IM di paha bagian atas dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi ulang lainnya diberikan umur 1,5-2 tahun, kemudian pada usia 6-8 tahun dan 10 tahun.
c.    Efek samping
Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi, terjadi pada kira-kira separuh penderita. Proporsi yang sama juga akan menderita demam ringan dan 1% dapat hiperperiksia. Anak sering gelisah, dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca penyuntikan.
3.    Hepatitis B
a.    Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus hepatitis.
b.    Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia 0-7 hari. Kemudian pada usia 2-­3 bulan.
c.    Diberikan secara IM di paha bayi dengan dosis 0,5 cc.
d.   Efek samping yang terjadi biasanya ringan, berupa nyeri, panas, mual nyeri sendi dan otot

4.    Polio
a.    Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b.    Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu.Pemberian ulang pada umur 1,5 -­2 tahun dan menjelang umur 5 tahun.
c.    Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami gejala-gejala pusing, diare ringan, dan otot.
5.    Campak
a.    Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit.
b.    Jadwal pemberian
Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan dosis 0,5 cc secara subkutan di lengan kiri.
c.    Efek samping
Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies mumps, dan ruballa) dapat terjadi malaise demam atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi dapat terjadi kejang demam ensefalitas pasca imunisasi dan pembengkakan kelenjar parutis pada minggu ke – 3.

2.4         Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
Masa perinatal dan neonatal merupakan masa yang kritis bagi kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan, dan 60% bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Faktor yang dapat menyebabkan kematian perinatal antara lain perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau bayi berat lahir rendah, asfiksia, dan hipotermia.
Penanganan bayi baru lahir yang kurang baik dapat menyebabkan hipotermia, cold stress, yang selanjutanya dapat menyebabkan hipoksemia, hipoglikemia, dan mengakibatkan kerusakan otak.Akibatnya selanjutnya adalah perdarahan otak, shock, dan keterlambatan tumbuh kembang.
Pelayanan kesehatan perinatal terhadap bayi baru lahir
1.    Pemeriksaan kesehatan bayi
2.    Pemantauan tanda-tanda vital
3.    Pengenalan bayi baru lahir tidak sehat
4.    Penanganan gawat darurat
5.    Pemberian kolostrum dan ASI eksklusif
6.    Pengaturan suhu tubuh
7.    Perawatan luka tali pusat
8.    Pelaksanaan rawat gabung
9.    Pelaksanaan rujukan

2.5         Pelayanan kesehatan anak balita
Masa krisis proses tumbuh kembang anak adalah masa dibawah usia 5 tahun (balita) lebih dari 8 juta anak usia balita meninggal setiap tahun. Hamper 90% kematian ini disebabkan 6 kondisi, yakni: penyebab neonatal pneumonia, diare malaria, campak, dan HIV/AIDS. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari MGDs 2015 adalah menurun angka kematian anak.
Secara umum, seluruh anak di dunia ini mempunyai sifat lugu, aktif, mempunyai rasa ingin tahu, ketergantungan pada orag lain, rawan, dan penuh dengan harapan.Dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangannya, semua faktor diatas harus menjadi perhatian yang seksama agar tumbuh kembang anak tidak mengalami gangguan. Masa balita merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berfikir, keterampilan  berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perhatian pada masa balita ini haruslah lebih seksama dan bijaksana.
Ada dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yakni:
a.    Faktor dalam, yaitu dalam anak itu sendiri, baik bawaan maupun diperoleh yang merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
b.    Faktor luar (lingkungan), yang secara garis besar dibagi menjadi:
·      Lingkungan sebelum anak lahir (prenatal), meliputi gizi ibu hamil, obat-obatan, penyakit ibu (infeksi TORCH), stress, posisi janin, gangguan hormone, dan lain-lain.
·      Lingkungan pada saat anak lahir (perinatal), meliputi persalinan lama, persalinan macet, persalinan dengan pertolongan (vakum ekstraksi, forsep, seksio sesaria, dan lain-lain).
·    Lingkungan setelah anak lahir (postnatal), meliputi gizi anak, penyakit (infeksi), gangguan hormone, lingkungan rumah, kebersihan, stress, kasih sayang, stimulasi, adat-istiadat, agama, dan stabilitas rumah tangga.

BAB III
KESIMPULAN

Perawatan kesehatan bayi terdiri dari tanda-tanda bayi baru lahir normal, asuhan segera pada bayi baru lahir, perawatan rutin, perawatan tali pusat, dan tanda bahaya.Perawatan kesehatan pada anak balita terdiri dari pelayanan kesehatan pada anak balita, kunjungan anak balita, dan pemeriksaan kesehatan anak balita.Ada pula imunisasi yang terdiri dari BCG, DPT, hepatitis B, polio, dan campak.
Masa perinatal dan neonatal merupakan masa yang kritis bagi kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan, dan 60% bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Faktor yang dapat menyebabkan kematian perinatal antara lain perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau bayi berat lahir rendah, asfiksia, dan hipotermia.
Masa krisis proses tumbuh kembang anak adalah masa dibawah usia 5 tahun (balita) lebih dari 8 juta anak usia balita meninggal setiap tahun. Hamper 90% kematian ini disebabkan 6 kondisi, yakni: penyebab neonatal pneumonia, diare malaria, campak, dan HIV/AIDS. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari MGDs 2015 adalah menurun angka kematian anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar