PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penanganan bayi baru lahir yang
kurang baik dapat menyebabkan hipotermia, cold stress, yang selanjutanya dapat
menyebabkan hipoksemia, hipoglikemia, dan mengakibatkan kerusakan otak.Akibatnya
selanjutnya adalah perdarahan otak, shock, dan keterlambatan tumbuh kembang.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja yang termasuk perawatan kesehatan pada bayi?
2.
Apa saja yang termasuk perawatan kesehatan anak balita?
3.
Sebutkan macam-macam imunisasi!
4.
Apa bentuk pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir?
5.
Apa bentuk pelayanan kesehatan pada anak balita?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa saja yang termasuk perawatan kesehatan pada bayi.
2.
Untuk mengetahui apa saja yang termasuk perawatan kesehatan anak balita.
3.
Untuk mengetahui macam-macam imunisasi.
4.
Untuk mengetahui apa bentuk pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir.
5.
Untuk mengetahui apa bentuk pelayanan kesehatan pada anak balita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perawatan
Kesehatan Bayi
Setelah
bayi lahir, bidan segera memeriksa bayi yang lahir untuk rnengetahui apakah ada
kelainan atau cacat bawaan.
1.
Tanda-tanda bayi baru
lahir normal
Bayi baru lahir normal memiliki
tanda-tanda sebagai berikut:
a. Berat badan antara 2500 - 4000 gram
b. Lingkar kepala 31- 35 cm, kepala simetris
c. Refleks menghisap positif
d. Lingkaran perut lebih besar dan lingkaran dada,
perut lembek dan bundar
e.
Alat kelamin tidak ada kelainan
f.
Mekonium (+)
g. Anggota
gerak tidak ada kelainan dan lengkap
h. Kulit tertutup verniks kaseosa (lapisan lemak),
mungkin mengelupas
i. Dahi
dan punggung tertutup oleh bulu-bulu halus
j.
Refleks more (+)
k.
Ukuran antropometrk normal
2.
Asuhan segera pada bayi baru lahir
Setelah dilakukan
pemeriksaan pada bayi baru lahir, jika tidak ditemukan adanya kelainan,
maka bayi ditetapkan (diagnose) lahir dengan keadaan normal. Dalam rencana dan langkah asuhan dilakukan urutan sebagai berikut:
a. Membersihkan rongga hidung dan mulut dengan kapas
steni atau penghisap lendir dan karet
(De lee)
b.
Mengeringkan bayi dan air ketuban
c. Meletakkan
bayi diatas perut ibu
d.
Memotong tali pusat
e. Mengelus telapak kaki, dada, perut dari punggung,
bila bayi tidak menangis
f. Menilai APGAR skor pada satu menit pertama untuk
menentukan ada tidaknya asfiksia
g. Membersihkan bayi dan lapisan lemak yang
berlebihan
h. Memberi
salep mata tetrasiklin atau larutan nitro argenti 1% pada kedua mata bayi.
3. Perawatan rutin
Ajarkan orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan
harian untuk bayi baru lahir.
a.
Beri ASI sesuai
dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai
dari pertama
b. Pertahankan
agar bayi selalu dengan ibu
c. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering,
dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan
bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi,
ingat bahwa pengaturan suhu bayi masih dalam
perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu
bersih
d.
Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
e. Peganglah,
sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
f. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta
bantuan jika perlu
g. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan
penyakit/infeksi
h. Ukur suhu tubuh bayi, jika bayi tampak sakit atau
menyusui kurang.
4. Perawatan
Tali Pusat
- Pertahankan
sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain
bersih secara longgar
- Lipatlah
popok di bawah tali pusat
- Jika
tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan
keringkan
5. Tanda
bahaya
· Pernapasan
sulit atau > 60 kali per menit, lihatlah retraksi pada waktu bernapas
· Suhu terlalu panas > 38°C
atau terlalu dingin < 36°C
· Warna
abnormal, kulit/bibir biru (sianosis), atau pucat, memar atau bayi sangat
kuning (terutama 24 jam pertama)
· Pemberian
AS( sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah)
· Tali
pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
· Gangguan gastrointestinal misalnya tidak
mengeluarkan mekonium selama 3 hari pertama berturut-turut setelah
lahir, muntah terus menerus, tinja berdarah
atau berlendir
· Tidak berkemih dalam 24 jam
· Menggigil,atau
tangis tidak biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus
· Mata
bengkak dan mengeluarkan cairan
· Cari pertolongan bidan atau tenaga medis jika
timbul tanda-tanda bahaya
2.2
Perawatan Kesehatan Anak Balita
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian anak balita adalah dengan melakukan
pemeliharaan kesehatannya.Bidan yang bekerja
di komunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita di rumah (keluarga),
Puskesmas/Puskesmas pembantu, Posyandu, Polindes dan Taman Kanak-kanak.
1. Pelayanan kesehatan pada anak balita
a.
Pemeriksaan
kesehatan anak balita secara berkala
b.
Penyuluhan
pada orang tua, menyangkut perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak
c.
Imunisasi dan
upaya pencegahan penyakit lainnya
d.
Identifikasi
tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya
2. Kunjungan
anak balita
Bidan
berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya ataupun yang ditolong
oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah.
Ø Kunjungan
ini dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk selanjutnya bayi bisa dibawa ke tempat bidan bekerja
Ø
Anak berumur
sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
Ø Kemudian
pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
Ø Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan
sampai anak berumur 24 bulan
Ø Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali setahun.
Kegiatan yang
dilakukan pada kunjungan balita antara lain:
Ø Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk
penimbangan berat badan
Ø Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang
pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko
sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang
anak, pola makan dan tidur serta
perkembangan prilaku dan sosial anak.
Ø Penjelasan tentang Keluarga Berencana
Ø Dokumentasi pelayanan
3. Pemeriksaan
kesehatan anak balita
Kegiatan observasi dilakukan untuk
mengetahui keadaan umum anak:
a. Bagaimana postur tubuhnya, kurus atau gemuk?
b. Apakah dalam keadaan tenang? Mengantuk atau
gelisah?
c. Bagaimana kondisi psikologis anak, marah, cengeng
atau ramah?
d. Bagaimana kondisi kulit anak?
e. Apakah
sesak napas atau tidak?
f. Bagaimanakondisi matanya, cekung, ada
kotoran, warna konjungtiva?
g. Bagaimana kesan pertumbuhan anak? Apakah sesuai
antara berat badan, tinggi badan, dan
perkembangan mentalnya?
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada
pemeriksaan fisik adalah sebagai
berikut:
v Anak diperiksa dalam keadaan tanpa pakalan kecuali
popok atau celana dalam
v Bila anak gelisah, pemeriksaan dilakukan di atas pangkuan
ibu
v Ibu diminta membantu proses pemeriksaan agar
berjalan lancar
v
Berikan
pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang pemeriksaan
v
Denyut nadi, suhu napas jangan lupa diperiksa.
2.3 Imunisasi
Imunisasi adalah
suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi atau anak terhadap penyakit tertentu.
Beberapa imunisasi yang diberikan pada bayi dan balita :
1.
BCG
a.
Tujuan
Untuk
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
b. Jadwal pemberian
Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan
dosis 0,05 cc. Vaksinasi diulang pada
umur 5 tahun.
c. Diberikan secara intracutan pada lengan kanan
keatas
d. Efek samping
Penyuntikan secara intradermal yang
benar akan menimbulkan ulkus lokal
yang supervialal 3 minggu setelah penyuntikan, ulkus yang biasa tertutup krusta
akan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis
terlalu tinggi maka ulkus yang timbul
semakain besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam, parut yang terjadi
tertarik ke dalam.
2.
DPT
a.
Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus
b. Jadwal pemberian
Pada bayi 2-11 bulan, sebanyak 3 kali
suntikan dengan selang waktu 4 minggu
secara IM di paha bagian atas dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi ulang lainnya diberikan umur 1,5-2 tahun, kemudian
pada usia 6-8 tahun dan 10 tahun.
c. Efek samping
Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada
lokasi injeksi, terjadi pada kira-kira separuh
penderita. Proporsi yang sama juga
akan menderita demam ringan dan 1% dapat hiperperiksia. Anak sering
gelisah, dan menangis terus menerus selama
beberapa jam pasca penyuntikan.
3. Hepatitis
B
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap
virus hepatitis.
b. Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad
usia 0-7 hari. Kemudian pada usia 2-3
bulan.
c. Diberikan secara IM di paha bayi dengan dosis 0,5
cc.
d. Efek samping yang terjadi biasanya ringan, berupa
nyeri, panas, mual nyeri sendi dan
otot
4. Polio
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit poliomyelitis
b. Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan
sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis
2 tetes dengan interval 4 minggu.Pemberian ulang pada umur 1,5 -2 tahun dan menjelang umur 5 tahun.
c.
Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil
resipen dapat mengalami gejala-gejala pusing,
diare ringan, dan otot.
5. Campak
a.
Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit.
b. Jadwal pemberian
Umur 9-11 bulan dengan 1 kali
pemberian, dengan dosis 0,5 cc secara subkutan
di lengan kiri.
c. Efek
samping
Di laporkan setelah vaksinasi MMR
(measies mumps, dan ruballa) dapat terjadi
malaise demam atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi dapat terjadi kejang demam ensefalitas
pasca imunisasi dan pembengkakan
kelenjar parutis pada minggu ke – 3.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/PANDUAN-YANKES-BBL-BERBASIS-PERLINDUNGAN-ANAK.pdf
2.4
Pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
Masa perinatal dan
neonatal merupakan masa yang kritis bagi kehidupan bayi. Dua pertiga kematian
bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan, dan 60% bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir. Faktor yang dapat menyebabkan kematian
perinatal antara lain perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau
bayi berat lahir rendah, asfiksia, dan hipotermia.
Penanganan bayi baru
lahir yang kurang baik dapat menyebabkan hipotermia, cold stress, yang
selanjutanya dapat menyebabkan hipoksemia, hipoglikemia, dan mengakibatkan
kerusakan otak.Akibatnya selanjutnya adalah perdarahan otak, shock, dan
keterlambatan tumbuh kembang.
Pelayanan
kesehatan perinatal terhadap bayi baru lahir
1.
Pemeriksaan kesehatan bayi
2.
Pemantauan tanda-tanda vital
3.
Pengenalan bayi baru lahir tidak sehat
4.
Penanganan gawat darurat
5.
Pemberian kolostrum dan ASI eksklusif
6.
Pengaturan suhu tubuh
7.
Perawatan luka tali pusat
8.
Pelaksanaan rawat gabung
9. Pelaksanaan
rujukan
2.5
Pelayanan
kesehatan anak balita
Masa krisis proses
tumbuh kembang anak adalah masa dibawah usia 5 tahun (balita) lebih dari 8 juta
anak usia balita meninggal setiap tahun. Hamper 90% kematian ini disebabkan 6
kondisi, yakni: penyebab neonatal pneumonia, diare malaria, campak, dan
HIV/AIDS. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari MGDs 2015 adalah menurun
angka kematian anak.
Secara umum,
seluruh anak di dunia ini mempunyai sifat lugu, aktif, mempunyai rasa ingin
tahu, ketergantungan pada orag lain, rawan, dan penuh dengan harapan.Dalam
menjaga pertumbuhan dan perkembangannya, semua faktor diatas harus menjadi
perhatian yang seksama agar tumbuh kembang anak tidak mengalami gangguan. Masa
balita merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia, kemampuan
pengindraan, berfikir, keterampilan
berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, perhatian pada masa balita ini haruslah lebih seksama dan
bijaksana.
Ada dua faktor yang mempengaruhi
proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yakni:
a.
Faktor dalam, yaitu dalam anak itu sendiri, baik bawaan
maupun diperoleh yang merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak.
b.
Faktor luar (lingkungan), yang secara garis besar
dibagi menjadi:
·
Lingkungan sebelum anak lahir (prenatal),
meliputi gizi ibu hamil, obat-obatan, penyakit ibu (infeksi TORCH), stress,
posisi janin, gangguan hormone, dan lain-lain.
·
Lingkungan pada saat anak lahir (perinatal),
meliputi persalinan lama, persalinan macet, persalinan dengan pertolongan
(vakum ekstraksi, forsep, seksio sesaria, dan lain-lain).
· Lingkungan setelah anak lahir (postnatal),
meliputi gizi anak, penyakit (infeksi), gangguan hormone, lingkungan rumah,
kebersihan, stress, kasih sayang, stimulasi, adat-istiadat, agama, dan
stabilitas rumah tangga.
BAB III
KESIMPULAN
Perawatan
kesehatan bayi terdiri dari tanda-tanda bayi baru lahir normal, asuhan segera
pada bayi baru lahir, perawatan rutin, perawatan tali pusat, dan tanda
bahaya.Perawatan kesehatan pada anak balita terdiri dari pelayanan kesehatan
pada anak balita, kunjungan anak balita, dan pemeriksaan kesehatan anak
balita.Ada pula imunisasi yang terdiri dari BCG, DPT, hepatitis B, polio, dan
campak.
Masa perinatal dan
neonatal merupakan masa yang kritis bagi kehidupan bayi. Dua pertiga kematian
bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan, dan 60% bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir. Faktor yang dapat menyebabkan kematian
perinatal antara lain perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm atau
bayi berat lahir rendah, asfiksia, dan hipotermia.
Masa krisis proses
tumbuh kembang anak adalah masa dibawah usia 5 tahun (balita) lebih dari 8 juta
anak usia balita meninggal setiap tahun. Hamper 90% kematian ini disebabkan 6
kondisi, yakni: penyebab neonatal pneumonia, diare malaria, campak, dan
HIV/AIDS. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari MGDs 2015 adalah menurun
angka kematian anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar